MENDOAKAN SESAMA BUKTI KETULUSAN HATI
Mendoakan kebaikan untuk sesama muslim adalah amalan lisan.
Namun ini menunjukkan ketulusan hati. Keperdulian, kasih sayang dan
perhatian, seyogyanya diwujudkan antara lain dengan mendoakan orang lain.
Memohon kepada Allah agar saudaranya dikaruniai hidayah serta kesuksesan dunia
dan akhirat. Itulah sosok kepribadian muslim yang ideal. Selalu mengharapkan
kebaikan untuk sesama. Jika belum bisa demikian, maka minimal ia tidak
menyakiti mereka.
عَنْ عَبْدِ الله بْنِ عَمْرٍورَضِيَ الله عَنْهُمَا، عَنِ النَّبِيِّ
صل الله عليه وسلم قل : المسْلِمُ مَنْ سَلِمَ المسْلِمُوْنَ مِنْ لِسَانِهِ
وَيَدِهِ , و المهاجِرَ مَنْ هَجَرَ مَا نهَى اللهُ عَنْهُ
Dari Abdullah bin ‘Amr ra, dari Rosulullah ﷺ bersabda :” Muslim sejati adalah yang tidak mengganggu muslim
lain dengan lisan dan tangannya”. HR. Bukhari dan Muslim
Rosulullah ﷺ juga bersabda :
عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ صَدَقَةٌ.
قالوا: يَا نَبِىُّ الله، فَمَنْ لَمْ يَجِدْ؟ قال: يَعْمَلُ بِيَدِهِ، فَيَنْفَعُ
نَفْسَهُ وَيَتَصَدَقُ. قالوا: فَإِنْ لَمْ يَجِد؟ قال: يُعِينُ ذَا الحَاجَةِ المَلْهُوفَ.
قالوا: فَإِن لَمْ يَجِد؟ قال: فَلْيَعْمَلْ بِالْمَعْرُوفِ, وَلْيُمْسِكْ عَنِ الْشَرِّ، فإنها له صدقة
“Seyogyanya setiap muslim bersedekah”. Para sahabat
bertanya, “ Wahai Nabiyullah, orang yang tidak punya sesuatu untuk bersedekah
bagaimana?”. Beliau menjawab ,”Hendaklah ia bekerja dengan tangannya. Sehingga
memberi manfaat untuk dirinya sendiri lalu bisa bersedekah”. Mereka bertanya
lagi,” Bagaimana bila tidak tersisa?”. Beliau menjawab “ Hendaklah ia menolong
orang yang sedang sangat membutuhkan bantuan”. Mereka kembali bertanya “ Jika
ia tidak mampu juga?”. Beliau menjawab,”Hendaklah ia berbuat kebaikan dan tidak
mengganggu orang lain Sungguh itu sudah terhitung sedekah”. HR, Bukhari dan
Muslim
Seorang muslim selalu menjaga lisannya,. Tidak berucap
kecuali yang baik-baik saja. Rosulullah ﷺ mengingatkan
لَيْسَ الْمُؤْمِنُ بِالطَّعَّانِ وَلَا
اللَّعَّانِ وَلَا الْفَاحِشِ وَلَا الْبَذِيءِ
“Mukmin itu bukan orang yang suka mencela, gemar
melaknat, suka berbuat/berkata keji dan berkata kotor/jorok”. HR. Tirmidziy
dan dinilai sahih oleh ibn Hibban juga Al-Albany.
Lisan yang kotor adalah pertanda hati yang kotor. Apalagi
bila yang ia cela adalah manusia-manusia
mulia. Contohnya saja : para sahabat Rosul ﷺ. Merendahkan mereka adalah indikator penyimpangan pemahaman
pelakunya. Nabi ﷺ telah mengingatkan
لَا تَسُبُّواأَحَدًامِنْ أَصْحَابِي، فَا أَنَّ
أَحَدَ كُمْ لَوْ أَنْفَقَ مِثْلَ أُحُدٍ ذَهَبًا، مَا أَد رَكَ مُدَّ أَحَدِهِمْ،
وَلَا نَصِيفَهُ
“Jangan kalian mencela seorangpun dari sahabatku. Bila kalian berinfak emas sebesar gunung Uhud, sungguh tidak akan menyamai pahala infak mereka yang hanya setelapak tangan atau separuhnya”.
“Jangan kalian mencela seorangpun dari sahabatku. Bila kalian berinfak emas sebesar gunung Uhud, sungguh tidak akan menyamai pahala infak mereka yang hanya setelapak tangan atau separuhnya”.
HR. Bukhari Muslim
Termasuk hal yang dilarang juga adalah mencela para ulama
serta orang-orang shalih.
Download Audio : Mendoakan sesama butuh ketulusan
Download Audio : Mendoakan sesama butuh ketulusan
18 Robi’ul Awal 1440H/26 Nopember 2018
Diketik dari teks asli Ustadz Abdullah Zaen
Post a Comment