PROLOG
Silsilah no 1.
Berbicara tentang anak, kita semua
rata-rata memiliki keinginan yang sama. Manakala anak lahir, kita berharap agar
anak tersebut tumbuh lucu dan sehat. Segala upaya dilakukan untuk mewujudkan
itu. Walaupun harus mengorbankan waktu, biaya dan tenaga. Sebenarnya hal
tersebut manusiawi dan wajar-wajar saja. Namun yang tidak wajar adalah bila
menganggap bahwa sehat dan lucu saja sudah cukup.
Kita menginginkan anak kita cerdas
dan mengukir segudang prestasi. Demi menggapai angan-angan tersebut, kita rela
melakukan apapun walaupun terasa berat. Inipun masih dalam taraf kewajaran. Namun
yang tidak benar adalah jika kita menganggap bahwa kecerdasan dan prestasi
duniawi adalah segala-galanya.
Sebab seluruh hal tersebut di atas
belum tentu menghasilkan kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Betapa sering kita mendengar orang
tua yang pusing tujuh keliling, akibat tingkah polah anaknya yang selalu
membuat gara-gara. Padahal dulunya semasa kecil dia begitu sehat dan amat
menggemaskan. Bukan sekali atau dua kali kita menyaksikan orang tua yang semasa
mudanya bekerja keras membanting tulang memeras keringat, demi masa depan
anaknya. Namun, di penghujung usia, justru tidak segan-segan si anak membentak
orang tuanya, seperti membentak seekor binatang yang hina. Atau mencampakkan
tumbuh renta itu ke panti jompo, tanpa perasaan bersalah atau berdosa. Na’udzubillah
min dzalik..
Itu baru di dunia. Belum jika kita
berbicara tentang alam akhirat. Akankah seabreg prestasi duniawi dan
sederet gelar yang disandang anak, membantu nasib kita di hadapan Allah?
Terlebih bila ternyata mereka bukanlah generasi salih, yang setia untuk
mendoakan kedua orang tuanya.
Sebelum itu semua terjadi, mari kita
tilik kembali usaha apa yang telah kita lakukan untuk melahirkan anak-anak
yang salih dan salihah? Ketahuilah bahwa mendidik anak itu membutuhkan
kesungguhan! Memerlukan pengorbanan! Menuntut keikhlasan dan kesabaran! Serta
yang paling penting adalah membutuhkan ilmu yang memadai juga taufik dari Allah
ta’ala..
Persiapan materi saja tidak cukup,
jika kita menginginkan generasi yang handal. Sebab, betapa banyak hal-hal yang
tidak bisa dibeli dengan materi.
Maka, mari kita terus berusaha
untuk berbekal ilmu yang memadai. Tidaklah berlebihan bila dikatakan bahwa
ilmu pendidikan anak adalah cabang ilmu khusus yang harus dikuasai setiap orang
tua, bahkan sebelum mereka berpredikat sebagai orang tua. Agar kita betul-betul
menjadi orangtua yang sebenarnya, bukan sekedar orang yang lebih tua dari
anaknya!
Amat disayangkan, betapa banyak
suami yang menyandang gelar bapak hanya karena istrinya melahirkan. Sebagaimana
banyak wanita disebut ibu, semata-mata karena dialah yang melahirkan. Bukan
karena mereka menyiapkan diri menjadi orangtua. Bukan pula karena mereka memiliki
kepatutan sebagai orangtua. Semoga Allah menjauhkan kita dari tipe orang tua
seperti itu. Amien.
@ Pesantren “Tunas
Ilmu” Kedungwuluh Purbalingga,17 Shafar 1434 / 31 Desember 2012
*)Naskah Asli Ustadz Abdullah Zaen
[1]
Disadur oleh Abdullah Zaen, Lc, MA dari buku “Mencetak Generasi Rabbani”
karya Ummu Ihsan Choiriyyah dan Abu Ihsan al-Atsary (hal. 1-4) dengan beberapa
perubahan.
Post a Comment