ANAK SEBUAH NIKMAT BESAR
ANAK, SEBUAH NIKMAT BESAR[1]
Silsilah no. 2
Terlampau banyak nikmat yang Allah
karuniakan kepada kita. Saking banyaknya, hingga kita tidak mungkin bisa
menghitungnya. Dan seringkali kita lalai serta tidak menyadari betapa besar
nikmat tersebut. Nikmat itu baru terasa manakala lenyap.
Dahulu orang bijak mengatakan, “Kesehatan
adalah mahkota di atas kepala orang-orang sehat. Tidak ada yang bisa melihat
mahkota tersebut, kecuali orang-orang sakit”.
Di antara nikmat besar yang kerap
terlupakan keberadaannya adalah: anak. Kehadiran sang buah hati merupakan karunia
dan hadiah dari Allah ta’ala. Sebagaimana difirmankan
oleh-Nya,
"لِلَّهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ
وَالْأَرْضِ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ يَهَبُ لِمَنْ يَشَاءُ إِنَاثًا وَيَهَبُ لِمَنْ
يَشَاءُ الذُّكُورَ . أَوْ يُزَوِّجُهُمْ ذُكْرَانًا وَإِنَاثًا وَيَجْعَلُ مَنْ يَشَاءُ
عَقِيمًا إِنَّهُ عَلِيمٌ قَدِيرٌ"
Artinya: “Milik Allah-lah kerajaan
langit dan bumi. Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Memberikan anak
perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki, dan memberikan anak laki-laki kepada
siapa yang Dia kehendaki. Atau Dia menganugerahkan jenis laki-laki dan perempuan.
Dan menjadikan mandul siapa yang Dia kehendaki. Dia Maha Mengetahui,
Mahakuasa”. QS. Asy-Syura (42): 49-50.
Terlebih bila anak tersebut adalah
anak yang salih-salihah. Mereka adalah kekayaan yang tak ternilai harganya,
jauh melebihi kekayaan materi. Mereka adalah pembawa bahagia, pelipur lara serta
penolong bagi kedua orang tuanya, di dunia ini dan di akhirat kelak.
Namun, kenyataannya masih banyak
orang tua yang belum merasakan anak sebagai anugerah. Bisa jadi kita juga
termasuk jenis orang tua yang belum bersyukur. Buktinya, keluh kesah
masih begitu sering terlontar dari lisan. Masih ditambah pula dengan iringan kekesalan
dan rasa tidak puas dalam hati.
Jika demikian, marilah kita
bersama-sama melihat di luar sana…
Ternyata begitu banyak pasangan yang
lelah berharap untuk memiliki momongan. Namun Allah ta’ala belum juga
berkenan mengaruniakan anak kepada mereka. Padahal segala sarana dan saran
telah dijalankan. Doa juga tidak lupa untuk selalu dipanjatkan.
Di tempat lain, banyak orang tua
yang harus kehilangan anak yang sangat dicintainya, pergi untuk selamanya. Ada
pula yang semula anaknya sempurna, tiba-tiba menjadi cacat karena suatu
bencana. Atau anak yang semula sehat bugar, mendadak tergeletak tak berdaya
karena penyakit kronis yang tidak pernah terduga sebelumnya.
Dari sini kita sadar…
Bahwa ternyata anak adalah anugerah
besar. Maka syukurilah nikmat ini, agar langgeng dan terus bertambah baik.
Sebagaimana yang Allah jelaskan dalam QS. Ibrahim (14): 7. Dan dengan rasa
syukur tersebut diharapkan kita bisa lebih sabar dalam mengasuh dan mendidik
anak. Juga semakin memperbesar harapan agar mereka tumbuh menjadi anak
salih yang menabur kebahagiaan bagi kedua orang tuanya, amien.
@ Pesantren “Tunas
Ilmu” Kedungwuluh Purbalingga,2 Rabi’ul Awwal 1434 / 14 Januari 2013
*)Naskah Asli Ustadz Abdullah Zaen
[1]
Disadur oleh Abdullah Zaen, Lc, MA dari buku “Mencetak Generasi Rabbani”
karya Ummu Ihsan Choiriyyah dan Abu Ihsan al-Atsary (hal. 5-7) dengan beberapa
perubahan.
Post a Comment