IKUTI

ASMAUL HUSNA, JELAS ATAU SAMAR-SAMAR?



Kebutuhan hidup manusia di dunia itu macam-macam, ada kebutuhan primer dan sekunder.  Namun terkadang kita salah menempatkan, yang sebenarnya kebutuhan primer malah dianggap sekunder, yang kebutuhan sekunder malah dianggap primer.Contohnya : Hand Phone. 

Hp itu sebenarnya merupakan kebutuhan sekunder, namun sekarang malah seperti kebutuhan primer. Sedangkan kebutuhan yang sebenarnya primer malah dianggap sekunder yaitu Mencari Ilmu.

Diantara sesuatu yang primer itupun bertingkat-tingkat, dan mempelajari asmaul husna itu merupakan kebutuhan yang paling primer. Bahkan mempelajari asmaul husna itu lebih primer dibanding kebutuhan kita terhadap udara.

Mengapa begitu?Karena manusia diciptakan ke bumi itu tidak lain untuk beribadah 

Surat adz dzariat : 56

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ


“tidaklah aku ciptakan manusia ke dunia hanya untuk beribadah”

Maka seharusnyalah kita mengenal Allah yang kita sembah. Karena kita itu membutuhkan Allah selama-lamanya baik saat di dunia maupun di akhirat.

Ada sebuah kaidah : 

“Semakin Primer suatu kebutuhan, maka semakin mudah mendapatkannya”.

Maka mengenal Allah itu caranya dimudahkan semudah-mudahnya. Imam ibn Qoyyim menyebutkan ada 2 cara :

1.       Melalui Makhluk-makhluk ciptaan Allah
2.       Melalui ayat-ayat Allah termasuk hadits nabi .

Ad1.
Makhluk Allah bisa kita dapatkan dimana saja, gunung, sungai, tumbuhan, anak kita, istri, suami, dan berbagai macam binatang yang ada. Ketika kita bertafakur/merenungi makhluk Allah yang besar, indah maka kita sadari bahwa Allah itu maha Besar, dan indah.
Melihat bunga yang sangat indah, maka masya Allah. Bunga saja sudah indah, maka bagaiman yang menciptakan bunga? Tentu lebih indah. Maka Allah itu maha indah.

Ad.2
Melalui ayat-ayat Al quran dan hadits, Allah mengenalkan diriNYA. Dalam ayat-ayat itulah Allah menyebutkan Asmaul Husna. Nama-nama Allah, takdir-takdir Allah dan perbuatan-perbuatanNYA. Allah Ar Rahmah, Ar Rahiim, at tawwab, Al Ghofar, al Hakim. Dan dalam setiap halaman selalu ada nama-nama Allah yang mulia. Maka seharusnya kita mentadaburi Al quran.

Al Quran itu ditadaburi dan alam semesta itu ditafakuri.

Saat kita sudah melakukan hal tersebut, maka kita telah mengenal Allah. Sehingga mengenal Allah itu mudah bagi mereka yang diberi taufiq oleh Allah.

Pemahaman yang salah selama ini adalah mengenal Allah/ma’rifat itu dianggap sesuatu yang spesial dan tidak semua orang bisa. Seolah-olah itu hanya bisa dilakukan oleh orang-orang tertentu saja. Itulah yang membuat ma’rifatullah itu seolah-olah sulit. Padahal tidaklah seperti itu.

Allah berfirman :
Surat Ali imron ayat 7 :

هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ عَلَيْكَ الْكِتَابَ مِنْهُ آيَاتٌ مُحْكَمَاتٌ هُنَّ أُمُّ الْكِتَابِ وَأُخَرُ مُتَشَابِهَاتٌ ۖ

"Dialah yang menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepada kamu. Di antara (isi)nya ada ayat-ayat yang muhkamaat, itulah pokok-pokok isi Al qur'an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat".

Dan nama-nama Allah yang ada di dalam al quran itu termasuk ayat yang muhkamaat/jelas. Misalnya nama Allah Al Basyir = Maha melihat, berarti Allah Maha melihat. Atau Al ‘aliim maka Allah itu Maha Mengetahui segala sesuatu.

Untuk mengenal Asmaul Husna dengan baik membutuhkan tahapan, agar pemahaman yang didapat itu benar. Diantara nama-nama Allah seperti contohnya Al malik, al Aziz, Al Jabar, Al Kudus, Al Basyir dll., itu mempunyai makna yang berbeda-beda dan semuanya jelas.

Dan setiap nama Allah yang ada itu pasti COCOK seperti sifatnya pada Allah. Misal Ar Rahman, maka itu pasti Allah Maha Penyayang. Beda dengan manusia, misal ada orang berdama Shiddiq = Jujur, apakan jaminan manusia yang bernama shiddiq itu adalah orang yang jujur?

 Jadi dalil-dalil tentang asmaul husna itu JELAS. Tapi Mungkinkah ada dalil tentang nama Allah yang samar?

Ketika kita membahas nama Allah seperti Ar Rahman, Ar Rohiim, Al Basyir itu jelas. Namun jika kita membahas tentang kaifiyat (rinci), maka itu mutasyabih. Contohnya
Surat az zumar : 67

وَمَا قَدَرُوا اللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِ وَالْأَرْضُ جَمِيعًا قَبْضَتُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَالسَّمَاوَاتُ مَطْوِيَّاتٌ بِيَمِينِهِ ۚ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَىٰ عَمَّا يُشْرِكُونَ

"Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya. Maha Suci Tuhan dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan".

Ayat-ayat yang seperti ini tidak boleh dibahas kaifiyatnya, tak boleh dibahas bagaimana bentuk tangan Allah? Bagaimana menggenggamnya?. Karena tidak ada yang tau kecuali Allah. Meskipun kita membahaspun tak akan mampu, karena otak kita itu terbatas sedangkan sifat allah itu tak terbahas.

Ibn Abbas ra dalam atsar HR al baihaqi dan isnadnya dinyatakan hasan oleh adz dzahabi
Ibn abbas ra berkata “silahkan kalian renungi ciptaan Allah, namun jangan sekali-kali bayangkan bagaiman bentuk dzatnya Allah”.

Jadi tidak perlu kita menghabiskan waktu sia-sia untuk membahas sesuatu yang tak mungkin  kita capai, bahaslah nama-nama Allah yang mulia yang Allah sebutkan dalam Al quran dan Hadits.

*)dirangkum dari kajian Ustadz Abdullah Zaen : NGAJI ASMAUL HUSNA

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.